Minggu, 08 Maret 2009

Hiddink Melatih GARUDA

Wakil Presiden Jusuf Kalla berniat mendatangkan Guus Hiddink, pelatih timnas Rusia dan Chelsea, untuk melatih timnas Indonesia. Keinginan itu berkaitan dengan pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Lewat Dubes RI dan komite olahraga Rusia, Kalla ingin menjajaki kemungkinan Hiddink melatih Indonesia untuk jangka panjang. Pembicaraan dengan Hiddink, menurut Kalla, akan dilakukan awal Maret 2009. Niat Kalla menggaet Hiddink merupakan bentuk dukungan terhadap upaya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Ia juga mengatakan bukan sesuatu yang tidak mungkinIndonesia bisa menggelar Piala Dunia 2022, karena dalam waktu 13 tahun ke depan pendapatan per kapita Indonesia sampai ke level ideal. Untuk menggelar perhelatan sekelas Piala Dunia, Indonesia harus membenahi infrastruktur fasilitas olahraga yang saat tertinggal dibanding 10 negara lain yang mencalonkan diri. Kalla optimistis semua bisa dilakukan.

Menpora Adhyaksa Dault menyambut baik pernyataan Wapres. Menurutnya, pernyataan ini menggugurkan pandangan banyak orang yang menyatakan pemerintah tidak mendukung pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia. Adhyaksa meminta PSSI fokus membenahi persoalan internal. Ia juga menegaskan timnas sepak bola minimal harus mencapai final SEA Games 2009 di Laos, Desember 2009, nanti agar mendapat dukungan dari masyarakat. Mafirion, ketua komite media PSSI, mengungkapkan PSSI menghargai dukungan Wapres terkait pencalonan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.


PSSI juga menampung usulan wapres untuk merekrut pelatih sekaliber Hiddink. Hanya saja butuh biaya tidak sedikit untuk mendatangkan meneer yang pernah menangani timnas Belanda dan Australia itu.

Sebagai gambaran, Hiddink saat ini menikmati gaji 1,5 juta pounds (sekitar Rp 24 miliar) untuk menangani Chelsea selama tiga bulan. Jumlah itu cukup untuk membayar gaji pelatih timnas Benny Dollo selama 13 tahun empat bulan. Bendol kabarnya dibayar sekitar Rp 50 juta per bulan.

Tidak ada komentar: