Jumat, 27 Februari 2009

BIOGAS

Biogas yang komponen utamanya gas metan (CH4) sebenarnya sudah mulai manfaatkan sejak beberapa puluh tahun yang lalu, namun tidak banyak dipergunakan masyarakat. Biogas yang dikenal masyarakat lebih banyak dihasilkan dari pengolahan kotoran ternak atau kotoran manusia. Sebenarnya biogas juga bisa dihasilkan dari biomassa yang lain.
Biogas lebih ramah lingkungan daripada BBM. Pembakaran biogas (metan) akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Kedua gas ini sama seperti gas yang dikeluarkan dari hidung manusia. Bandingkan dengan BBM yang banyak menyebabkan polusi udara.
Satu m3 gas metan dapat diubah menjadi energi sebesar 4700 – 6000 kkal atau 20 – 24 MJ. Energi sebesar itu setera dengan energi yang dihasilkan oleh 0,48 kg gas Elpiji (LPG). Penggunaan gas metan tidak hanya menghasilkan energi yang besar tetapi juga lebih ramah lingkungan.
Gas metan adalah gas yang dihasilkan dari perombakan anaerobik senyawa-senyawa organik, seperti limbah cair kelapa sawit. Secara alami gas ini dihasilkan pada kolam-kolam pengolahan limbah cair PKS. Limbah cair yang ditampung di dalam kolam-kolam terbuka akan melepaskan gas metan (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Kedua gas ini merupakan emisi gas penyebab efek rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Selama ini kedua gas tersebut dibiarkan saja menguap ke udara.
Pembentukan gas metan melibatkan aktivitas mikroba yang sangat komplek. Beberapa kelompok mikroba tersebut secara bertahap akan merombak bahan organik di dalam limbah cair atau limbah padat hingga dihasilkan gas metan. Pertama, kelompok mikroba hidrolitik akan memecah-mecah bahan organik menjadi senyawa yang lebih kecil. Bahan organik komplek umumnya adalah polimer, hasil pecahannya adalah monomer-monomer. Hasil pemecahan bahan organik komplek tersebut antara lain: glukosa, asam amino, dan asam lemak.
Kedua, kelompok mikroba fermentasi asam. Kelompok mikroba ini akan merombak monomer-monomer organik menjadi asam, yaitu senyawa asam-asam organik, alkohol, dan keton. Tapap berikutnya kelompok mikroba acetogenik akan merombaknya menjadi asam asetat, CO2, dan H2. Selanjutnya kelompok mikroba menghasil metan (metanogenik) akan merubah asam-asam tersebut menjadi gas metan.
Perombakan bahan organik ini terjadi dalam kondisi tanpa oksigen (O2) yang disebut kondisi anaerob. Secara alami proses pembentukan gas metan ini sangat lambat dan gas yang dihasilkan juga sedikit. Untuk dapat merombak limbah PKS menjadi biogas dalam jumlah besar, diperlukan sedikit rekayasa.
Limbah cair ditempatkan pada tempat khusus yang disebut bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa sehingga kondisinya optimum untuk memproduksi biogas. Dapat pula ditambahkan mikroba-mikroba yang akan mempercepat pembentukan gas metan.
Bioreaktor ditutup rapat yang tidak memungkinkan gas metan yang dihasilkan keluar dari bioreaktor. Gas metan dialirkan atau dipompa ke tangki penampungan. Gas yang sudah tertampung dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Gas metan dapat juga dimampatkan dan dicairkan yang kemudian ditampung di tabung-tabung yang lebih kecil, seperti layaknya tabung elpiji.
Proses pengolahan limbah padat TKKS menjadi biogas lebih sulit dibandingkan dengan limbah cair. TKKS adalah senyawa organik yang lebih komplek daripada limbah cair. TKKS harus dirobak atau didekomposisi terlebih dahulu sehingga mikroba metanogenik dapat memanfaatkannya untuk menghasilkan gas metan.
PEGEMBANGAN BIOGAS

Keunggulan gas metan terutama adalah sifatnya yang renewable (terbarukan) dan lebih ramah lingkungan dibandingkan BBM dan BBG. Gas metan dapat dihasikan dari limbah biomassa yang jumlahnya melimpah. Merombak limbah biomassa menjadi biogas selain dapat mensuplai kebutuhan energi juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Potensi dan keunggulan energi biogas dari gas metan saat ini menjadi perhatian banyak pihak. Tim peneliti yang diketuai oleh Dr. Siswanto dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia bekerjasama dengan salah satu PKS sedang mengembangkan teknologi biogas dari limbah cair dan padat kelapa sawit. Perusahaan besar dari Jepang, Mitshubishi, melakukan eksplorasi biogas dari limbah sawit secara besar-besaran di Malaysia mulai tahun 2004. COGEN bekerjasama dengan ASEAN melakukan beberapa proyek di biogas di beberapa negara ASEAN untuk mengembangkan energi terbarukan dari limbah biomassa. Bank Pembangunan Asia (ADB) pada tahun 2005 memberi bantuan dana sebesar $ 500.000 kepada pemerintah Indonesia untuk mengembangkan biogas dari limbah PKS.
Biogas telah dimanfaatkan secara luas di beberapa negara. Jerman mengembangkan mobil berbahan bakar biogas, misalnya bis, taxi, truk sampah, dan mobil-mobil lain. Di India telah beroperasi beberapa mobil roda tiga, kendaraan semacam bajaj, yang menggunakan bahan bakar biogas. Biogas juga dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Di pabrik-pabrik biogas dimanfaatkan untuk boiler atau untuk mesin pembangkit listrik.
Apabila pengembangan biogas dari limbah PKS ini berhasil di Indonesia, bukan tidak mungkin gas elpiji yang sekarang ini harganya membumbung tinggi akan digantikan oleh biogas yang harganya jauh lebih murah.

from : www.isroi.org

Kamis, 26 Februari 2009

Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Karakteristik limbah:

  1. Berukuran mikro
  2. Dinamis
  3. Berdampak luas (penyebarannya)
  4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:

  1. Volume limbah
  2. Kandungan bahan pencemar
  3. Frekuensi pembuangan limbah

Limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:

  1. Limbah cair
  2. Limbah padat
  3. Limbah gas dan partikel
  4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

  1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
  2. pengolahan menurut karakteristik limbah


Indikasi Pencemaran Air

Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :

  • Bahan buangan padat
  • Bahan buangan organik
  • Bahan buangan anorganik

Dampak Limbah

1. Limbah Industri Pangan

Sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain ; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa0sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu, tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.

Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

2. Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan

Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama proses permentasi berlangsung.

Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah llimbah bahan beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara.

Gangguan terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :

a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.

b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya.

Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak sesuai dengan Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari industri juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.

Kegiatan lain sektor ini yang mencemari lingkungan adalah industri yang menggunakan bahan baku dari barang galian seperti batako putih, genteng, batu kapur/gamping dan kerajinan batu bata. Pencemaran timbul sebagai akibat dari penggalian yang dilakukan terus-menerus sehingga meninggalkan kubah0kubah yang sudah tidak mengandung hara sehingga apabila tidak dikreklamasi tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian.

3. Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka

Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. Proses ini menimbulkan air buangan (bekas Proses) yang besar pula, dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).

4. Limbah Industri Logam & Ekektronika.

Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin bubut, cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.

Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan kembali.

Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :

a. Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas

b. Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.

c. Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.

d. Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.

e. Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.

f. Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya.

g. Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.

From :

http://www.e-dukasi.net
http://kakisewu.wordpress.com

Globalisasi


Dengan masuknya
Indonesia ke dalam rangka pasar global, tantangan bagi petani menjadi semakin berat dan kompleks. Upaya globalisasi perdagangan sektor pertanian menyerahkan sistem pertanian dan nasib petani Indonesia kepada mekanisme pasar bebas, didasarkan atas prinsip free-fight liberalism (liberalisme pertarungan bebas). Siapa yang kuat, dia yang menang. Siapa yang lemah, dia yang kalah. Bonnie Setiawan, salah seorang aktivis dengan Institute for Global Justice di Jakarta, menjelaskan,

Si kuat adalah perusahaan-perusahaan importir; pedagang-pedagang besar; birokrat rente; perusahaan-perusahaan multinasional (MNC) yang menguasai benih, pupuk, obat-obatan, sarana produksi, mesin-mesin, tanaman transgenik; perusahaan-perusahaan agribisnis besar; dan para penguasa tanah besar dan pejabat-pejabat yang mendapat keuntungan dari MNC. Si lemah adalah mayoritas petani Indonesia dan masyarakat pedesaan yang serba kecil/mikro usahanya, subsistens (pas-pasan) dan miskin, banyaknya petani yang tak bertanah, dan mereka yang selalu dikalahkan dalam banyak kasus agraria (2003:67-8).

Akibat beban hutangnya, maka Indonesia dengan muda diikat kepada kesepakatan-kesepakatan multilateral, yang justru mengutamakan kepentingan si kuat. Dampak berat perdagangan bebas sudah mulai terasa di Indonesia pada tahun 1995, dengan masuknya ke dalam Perjanjian Pertanian (Agreement on Agriculture), salah satu alat liberalisasi dibentukkan oleh World Trade Organisation (WTO), polisi dagang dunia yang berpihak pada kepentingan Negara-negara Maju (Wahono, 2001:xiii). Namun, melalui program International Monetary Fund (IMF), yang di Indonesia dikenal sebagai Letter of Intent (LoI), mulai pada tahun 1997 Indonesia terpaksa tunduk kepada proses liberalisasi yang drastis. Pelaksanaan program structural adjustment ini menyaratkan penurunan, bahkan penghilangan tarif atas banyak komoditi, termasuk pangan; penghapusan subsidi; serta pembukaan impor seluas-luasnya bagi produk pertanian luar negeri. Kedaulatan pangan secara sistemik digerogoti oleh mekanisme pasar ‘bebas’. Sementara kesenjangan antara si kuat dan si lemah semakin meluas. Sejak krisis 1998, bahkan tarif bea-masuk pangan pokok – beras, gula, kedelai, jagung, telur dan gandum - sempat menjadi nol persen akibat syaratan IMF. Jutaan petani Indonesia dirugikan. Kemudian sejak 1 Januari 2000, ditetapkan bea-masuk impor beras menjadi 30 persen. Namun, negara seperti Jepang masih mengenakan tarif impor beras jauh di atas 100 persen. Akan tetapi setiap kali upaya menaikkan tarif bea-masuk, dan lalu melindungi rakyat petani Indonesia, selalu ditentang IMF (atau lebih tepat kalau dikatakan, ditentang pihak si kuat). Lagi pula, harga beras dunia telah menurun sampai Rp1.800/kg dibanding harga beras produk Indonesia, Rp2.400/kg. Selisih ini, tanpa tarif bea-masuk yang layak akan membebankan lagi petani Indonesia (Setiawan, 2003:68-9, Wahono, 2000:138). Akibat proyek liberalisasi pertanian, maka total impor komoditas pangan utama Indonesia (yaitu beras, jagung, bungkil kedelai, kacang tanah, gandum), pada tahun 2001 sudah mencapai angka Rp11.8 trilyun. Selanjutnya, Indonesia pernah, pada tahun fiskal 1998/1999, menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia, yaitu 4.8 juta ton beras. Akan tetapi rata-rata perkiraan permintaan per tahunnya adalah hanya 3.2 juta ton beras (Setiawan, 2003:68). Para importir, ‘si kuat’, semakin diuntungkan. Sementara rakyat petani, sekitar 27 juta keluarga yang menggantungkan nasibnya di sektor pertanian, semakin dimiskinkan.




Selasa, 24 Februari 2009

WALI SONGO
"9"


Sunan Ampel



Sunan Ampel pada masa kecilnya bernama Raden Rahmat, dan diperkirakan lahir pada tahun 1401 di Champa. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini. Encyclopedia Van Nederlandesh Indie mengatakan bahwa Champa adalah satu negeri kecil yang terletak di Kamboja. Pendapat lain, Raffles menyatakan bahwa Champa terletak di Aceh yang kini bernama Jeumpa. Menurut beberapa riwayat, orangtua Sunan Ampel adalah Ibrahim Asmarakandi yang berasal dari Champa dan menjadi raja di sana.

Ibrahim Asmarakandi disebut juga sebagai Maulana Malik Ibrahim. Ia dan adiknya, Maulana Ishaq adalah anak dari Syekh Jumadil Qubro. Ketiganya berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah.

Sunan Gresik












Maulana Malik Ibrahim, ilustrasi artis

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama salah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapura, kota Gresik, Jawa Timur.

Sunan Giri






Sunan Giri

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.

Sunan Bonang



Sunan Bonang

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.

Sunan Drajat



Sunan Drajat

Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang.

Ketika dewasa, Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Lamongan.

Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya. Setelah menguasai pelajaran islam beliau menyebarkan agama islam di desa Drajad sebagai tanah perdikan dikecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles ( Anyer - Panarukan ), namun bila lewat Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran pribadi.

Sunan Muria



Sunan Muria

Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, putri Sunan Ngudung.

Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah, tempat dia dimakamkan.

Sunan Kalijaga


Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.

Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah.

Ketika wafat, beliau dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang.

Sunan Kudus

Sunan Kudus

Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Jaffar Shadiq. Dia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung, adalah panglima perang Kesultanan Demak Bintoro, dan Syarifah, adik dari Sunan Bonang. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.

Sunan Kudus pernah menjabat sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, dan dalam masa pemerintahan Sunan Prawoto, dia menjadi penasihat bagi Arya Penangsang. Selain sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, Sunan Kudus juga menjabat sebagai hakim pengadilan bagi Kesultanan Demak.

Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di Kudus, Sunan Kudus menggunakan sapi sebagai sarana penarik masyarakat untuk datang untuk mendengarkan dakwahnya. Sunan Kudus juga membangun Menara Kudus yang merupakan gabungan kebudayaan Islam dan Hindu yang juga terdapat Masjid yang disebut Masjid Menara Kudus.

Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kudus Kulon, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus, Jawa Tengah.Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.

Sunan Gunung Jati





Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa beliau lahir pada sekitar 1448 M. Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari kelompok ulama besar di Jawa bernama walisongo.


FROM : http//:wikipedia.com